Masyarakat Pro Kewajaran

Mana yang tepat? Menanak nasi, atau menanak beras? Ini tentu bukan sebuah pertanyaan candaan atau retorik, tapi mungkin lebih ke arah pertanyaan ambigu. Secara logika, tentu saja menanak beras adalah jawaban yang benar, namun walau benar, kata “menanak beras” jarang digunakan bahkan mungkin tidak digunakan dalam kosakata ibu rumah tangga di seluruh Indonesia, para housewife kita lebih familiar dengan kata “menanak nasi”, sungguh pun itu sebenarnya tidak tepat (lha wong sudah jadi nasi kok masih ditanak). Intinya, menanak nasi lebih pas di lidah untuk diucapkan ketimbang menanak beras.

Alasannya kenapa? Karena Menanak nasi dinilai lebih wajar daripada menanak beras. Ya, Masyarakat kita (bahkan masyarakat di seluruh dunia) memang sudah terlanjur menjadi masyarakat pro kewajaran. segala hal entah itu salah atau benar, asal dinilai wajar, maka tak jadi soal.

Saya coba ambil contoh lain dengan subtansi yang berbeda, Di Amerika sono, cewek-cewek berkeliaran cuman pake tanktop tipis dan hotpants sesek pun dianggap biasa, karena memang di sana hal itu dianggap sebagai sebuah kewajaran, tapi bagaimana jika hal itu terjadi di Indonesia?, wah, sudah barang tentu bakal jadi gunjingan seluruh kampung dan hiburan rakyat (baca: kaum adam).

Kalo sudah begini, mana yang harus dibela, kebenaran? Atau kewajaran? Ya itu terserah anda. Kalo anda mau jadi manusia yang wajar, ya silahkan membela kewajaran, tapi kalo anda mau jadi manusia yang benar, ya silahkan membela kebenaran.

Kalo saya sih penginnya jadi manusia benar yang selalu membela kebenaran. Tapi jujur saja, kalo ada cewek pake tanktop dan hotpants dianggap wajar di Indonesia, saya mungkin akan berubah fikiran. Sayang seribu sayang, Cewek pake hotpants hanya wajar di Amerika, dan bukan di Indonesia.



Selasa, 31 Juli 2012

Ada 8 Komentar untuk postingan Masyarakat Pro Kewajaran

  1. andipandora mengatakan:

    hehe tulisan yang menarik mas, tapi hal itu juga bisa karena kebiasaan bahasa yang salah juga:)

  2. ajus mengatakan:

    Betul seperti, Odol dan pasta GIGI.
    Akua dan dan air Minum.

  3. Ciput Mardianto mengatakan:

    Seperti mi instan yang sering disebut Indomi
    atau motor yang disebut honda.

  4. Ka Widiantara mengatakan:

    kewajaran sebuah kesepakatan bersama. namun di indonesia,kebenaran ya, hanya kedok. kebenaran dan kesalahan beda tipis. melakukan kesalahan atas nama kebenaran. begitupunsebaliknya.

    jadi, melakukan kebenaran butuh kewajaran juga. begitupun sesuatu yang wajar, ada nilai benarnya juga. Dan, saya pun mulai pusing mana yang benar dan wajar. :)

  5. Unknown mengatakan:

    Iyo juga kang yo.. Pikirane sampean kok isoh tekan kono..

  6. Moti Peacemaker mengatakan:

    nah inilah...radak2 salah kaprah memang,,,
    emang aneh2 juga sih,,
    dan bikin bingung kadang2..
    wang wajar dan yang benar itu yang mana....hijabnya kayak udah sulit dibuka

  7. Dian Restu Agustina mengatakan:

    Rajin pake helm dibilang aneh, dekat aja kok pake helm. Biasain anak-anak pake sabuk pengaman saat di kendaraan dibilang kurang kerjaan...Kok kayaknya makin nggak wajar aja semua ya..haha:)

  8. jalanseru mengatakan:

    memang agak susah si membiasakan sesuatu di negeri ini salah satunya membiasakan membereskan bekas makanan. Mungkin harus di biasakan dari rumah